Rabu, 01 April 2015

Teknologi Pengelolaan tenaga angin di Belanda



Teknologi pengelolaan tenaga angin di Belanda menjadi panutan dunia

Belanda merupakan salah satu Negara yang berada Eropa Barat, selain sebagai Negara kincir angin, Belanda juga mendapat julukan Negara bunga tulip.Masyarakat Belanda sendiri sangat suka berkreasi seperti pula yang pernah diungkapkan Albert Einsten yaitu “Imagination is more important than Knowledge” – dimana tersirat di dalamnya, bahwa “kreatifitas” tidak di batasi oleh (bahkan) ilmu pengetahuan.
Banyak sekali kreasi dan inovasi yang telah dikembangkan di Holand salah satunya yaitu: apartemen terapung The Citadels, pemanfaatan energi matahari pada gedung konser Het Muziektheater Amsterdam, dan penemuan partikel Majorana Fermion serta memanfaatkan elemen air pada Proyek pembangunan rumah dan apartemen mengapung (floating) di Belanda kini semakin menjadi trend. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk adaptasi masyarakat Belanda terhadap lingkungannyaTetapi pada artikel kali ini saya akan membahas kaitannya yang berhubungan dengan angin.

Teknologi tenaga angin sendiri adalah sumber energi paling cepat berkembang di dunia,Sejak awal tahun 1400-an sampai akhir 1800-an, kincir angin melakukan apa yang dikerjakan diesel dan mesin listrik dewasa ini. Kincir angin pada awal keberadaannya di Belanda sekitar abad 13 berfungsi untuk mendorong air ke lautan agar terbentuk daratan baru yang lebih luas (polder). Hal ini mengingat letak dataran Belanda yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut.Seorang pakar energy angin Chris Westra, pada awal tahun 1970-an juga aktif berpartisipasi mengembangkan sistem energi tenaga angin untuk memasok listrik bagi sekitar 27 ribu rumah tangga di wilayah sekitar Kamperduin. Wow menajubkan, Dalam perkembangannya, kincir angin pembangkit listrik tak hanya di bangun di daerah daratan. Tetapi juga di laut, tepatnya di daerah-daerah lepas pantai.

Melihat lebih dekat Di sebuah  pinggiran Sungai Zaan di kawasan wisata yang dilestarikan ini terdapat kumpulan berbagai kincir angin yang bentuknya beraneka ragam dan setiap kincir angin itu mempunyai fungsinya masing-masing.
Di sini bisa dilihat cara kerja kincir angin baik untuk keperluan mengeringkan lahan maupun keperluan industri dan pertanian. Di sepanjang Sungai Zaan dahulunya ada ribuan kincir angin.
Sekarang di kawasan Zaanse Schans tinggal 6 kincir angin yaitu De Huisman (pembuatan makanan saus mustard), De Kat (pembuatan cat), De Gekroonde Poelenburg & Jonge Schaap (penggergajian kayu), De Zoeker & De Bonte Hen (pembuatan minyak).  
Ditambah 2 kincir angin yang kecil adalah De Windhond (pengasah batu) dan De Hadel (menguras air). Kincir-kincir angin ini pada musim dingin hanya dibuka untuk umum pada akhir pekan saja atau sesuai perjanjian kecuali Jonge Schaap yang buka setiap hari.  

Kincir Angin sendiri dapat difungsikan banyak hal. Di Amsterdam sebelah utara, kincir kadang-kadang didekorasi untuk peristiwa-peristiwa bahagia, seperti pesta pernikahan. Pada saat itu bilah-bilah kincir ditempatkan pada posisi diagonal, tidak bekerja, dengan berbagai hiasan di antaranya. Selama Perang Dunia II, sewaktu negeri ini diduduki tentara Jerman, penduduk setempat menggunakan posisi bilah kincir untuk memperingatkan orang yang bersembunyi bahwa sebentar lagi para tentara akan menyerang.
Dari hasil inovasi kincir angin tersebut terbukti bahwa turbin angin efektif mengurangi emisi CO2, gas utama penyebab efek rumah kaca. Turbin angin tunggal dengan daya 750 kW (kilo Watt), mampu menghasilkan sekitar dua juta kWh (kilo watt hour) daya listrik selama setahun. Setiap turbin angin biasa akan mencegah emisi sebesar 2 juta kWh x 1,5 pon CO2/kWh =3 juta pon CO2 atau 1,5 ton CO2 pertahun.
Perkembangan tenaga angin berkembang dengan pesat saat ini, namun demikian masa depan tenaga ini belum terjamin.  Saat ini tenaga angin telah dimanfaatkan oleh sekitar 50 negara di dunia
Oleh sebab itu patutlah Negara negara Barat maupun timur seperti Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan kekayaan alamnya yang melimpah,tidak ada salahnya untuk mencontoh inovasi Belanda yang berhasil menjadi pioner megaproyek yang dicontoh dunia. Salut melihat kreativitas Belanda yang menciptakan ‘Penakluk Air’ yang mampu melindungi negerinya disaat banjir. Tak heran jika banyak proyek dunia berkiblat pada Belanda dengan kemajuan teknologinya yang muktahir seperti Tak lama  di kawasan Baltik, Inggris, Irlandia, Jerman, Portugal, Prancis, dan Spanyol.,Cina dan Amerika Serikat.Bahkan Cina kini telah menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia.Mampukan Indonesia pada tahun tahun mendatang juga menerapkan inovasi kincir angin dalam mengatasi banjir di berbagai kota?Semoga saja,