Rabu, 07 Agustus 2013

Lomba artikel''Jepang Sungguh Berkesan

Konnichiwa Jepang:Jepang Sungguh Berkesan

1 Agustus 2013 pukul 15:39

 Sungguh, betapa senangnya hatiku saat namaku tertera pada pengumuman tes magang ke Jepang (IMM) yang ditempel pada salah satu sudut papan pengumuman Depnaker. Begitu pula istriku yang selalu setia menemani dan menyemangatiku. Dialah sosok pertama yang memberikanku ide untuk melamar sebagai tenaga magang ke Jepang... Oleh:Aji Suseno
Selanjutnya:http://www.denpasar.id.emb-japan.go.jp/indonesia/konnichiwa%2013/konnichiwa13_76.html

Kamis, 01 Agustus 2013

Review Film Bunga Kering Perpisahan




Bunga Kering Perpisahan (Review )

Saya sendiri sudah puluhan kali melihat film Indonesia, tetapi film  yang saya pernah lihat ini begitu berkesan yaitu,’’Bunga Kering Perpisahan,salah satu karya Hanung Bramantyo.Sebuah film yang diangkat dari kumpulan puisi ESAY Denny JA.
Film pendek yang berdurasi sekitar 43 menit itu, berkisah tentang hubungan beda agama antara Dewi,seorang muslimah dan Albert anak pendeta.
Kisah cinta berbeda agama yang berawal dari pertemanan sejak kecil hingga kisah asmara yang tumbuh saat di kampus bersama. Gejolak cinta kawula muda yang masih labil. Sebenarnya perbedaan itu jelaslah harga mati bagi Dewi serta keluarganya terutama ayahnya yang seorang penganut ajaran agama yang taat. Bagi umat Islam dan juga bagi saya yang juga seorang muslimah, sebenarnya sudah tertulis jelas di dalam Al Quran,’’Ia (Allah )  yang menciptakan bagimu pasangan dari jenis kamu sendiri,’’(QS Ar Rum ayat 21). Dewipun menyadari kesalahannya.
Akhirnya Dewi menikah dengan kekasih pilihan orang tuanya yaitu joko. Joko adalah seorang yang alim dan taat beragama pula. Kehidupan mereka biasa saja hingga berlangsung 9 tahun. Di tahun ke 9, Joko malah sakit berkepanjangan dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Di tengah kesendiriannya menjadi seorang janda, Ia mulai membuka kotak kecil berisi bunga mawar kering, pemberian Albert.Dewipun mencoba mengirimkan bunga mawar kering tersebut ke rumah Albert.Jawaban yang ditunggupun tak kunjung datang, Dewi mulai gelisah. Begitu syoknya Ia saat Ibu Albert bertandang ke rumahnys dan memberitahu bahwa Albert telah meninggal dunia di sebuah gunung serta dimakamkan pula disana.Surat terakhir dari Albert sebelum pendakian terakhir dibaca lirih dengan tangan gemetar.Tak kuasa hati Dewi menjerit tetapi apalah daya?
Karya ini sangat menajubkan bagi saya dan  mungkin banyak orang yang sudah membaca serta melihat film ini. Denni JA sendiri  pandai melihat pengalaman hidup yang banyak terjadi di sekitar kita. Bisa jadi cinta beda agama ini masih saja terjadi di Indonesia. Bukan hanya agama saja, tetapi juga bibit, bebet serta bobot  yang masih menjadi harga mutlak perjuangan menuju pernikahan. Berbahagialah mereka yang menikah beda agama akhirnya bisa hidup bahagia tetapi mayoritas cinta beda agama harus berakhir tragis.Pilihan sebenarnya ada di tangan kita sendiri, oleh karena itu kenalilah teman dekatmu dulu  sebelum akhirnya kamu benar benar menaruh hatimu padanya.