Teknologi
pengelolaan tenaga angin di Belanda menjadi panutan dunia
Belanda merupakan salah satu Negara yang berada
Eropa Barat, selain sebagai Negara kincir angin, Belanda juga mendapat julukan
Negara bunga tulip.Masyarakat Belanda sendiri sangat suka berkreasi seperti
pula yang pernah diungkapkan Albert Einsten yaitu “Imagination is more
important than Knowledge” – dimana tersirat di dalamnya, bahwa
“kreatifitas” tidak di batasi oleh (bahkan) ilmu pengetahuan.
Banyak sekali
kreasi dan inovasi yang telah dikembangkan di Holand salah satunya yaitu:
apartemen terapung The Citadels, pemanfaatan energi matahari pada gedung konser
Het Muziektheater Amsterdam, dan penemuan partikel Majorana Fermion serta
memanfaatkan elemen air pada Proyek pembangunan rumah dan apartemen mengapung (floating)
di Belanda kini semakin menjadi trend. Hal ini juga merupakan salah
satu bentuk adaptasi masyarakat Belanda terhadap lingkungannyaTetapi pada
artikel kali ini saya akan membahas kaitannya yang berhubungan dengan angin.
Teknologi tenaga angin sendiri adalah sumber energi paling
cepat berkembang di dunia,Sejak awal tahun 1400-an sampai akhir 1800-an, kincir angin
melakukan apa yang dikerjakan diesel dan mesin listrik dewasa ini. Kincir
angin pada awal keberadaannya di Belanda sekitar abad 13 berfungsi untuk
mendorong air ke lautan agar terbentuk daratan baru yang lebih luas (polder).
Hal ini mengingat letak dataran Belanda yang sebagian besar wilayahnya berada
di bawah permukaan laut.Seorang pakar energy angin Chris Westra, pada awal
tahun 1970-an juga aktif berpartisipasi mengembangkan sistem energi tenaga
angin untuk memasok listrik bagi sekitar 27 ribu rumah tangga di wilayah
sekitar Kamperduin. Wow menajubkan, Dalam perkembangannya, kincir angin
pembangkit listrik tak hanya di bangun di daerah daratan. Tetapi juga di laut,
tepatnya di daerah-daerah lepas pantai.
Melihat lebih dekat Di sebuah pinggiran Sungai Zaan di kawasan wisata yang
dilestarikan ini terdapat kumpulan berbagai kincir angin yang bentuknya
beraneka ragam dan setiap kincir angin itu mempunyai fungsinya masing-masing.
Di sini bisa dilihat cara kerja
kincir angin baik untuk keperluan mengeringkan lahan maupun keperluan industri
dan pertanian. Di sepanjang Sungai Zaan dahulunya ada ribuan kincir angin.
Sekarang di kawasan Zaanse Schans
tinggal 6 kincir angin yaitu De Huisman (pembuatan makanan saus mustard),
De Kat (pembuatan cat), De Gekroonde Poelenburg & Jonge Schaap
(penggergajian kayu), De Zoeker & De Bonte Hen (pembuatan minyak).
Ditambah 2 kincir angin yang kecil
adalah De Windhond (pengasah batu) dan De Hadel (menguras air). Kincir-kincir
angin ini pada musim dingin hanya dibuka untuk umum pada akhir pekan saja atau
sesuai perjanjian kecuali Jonge Schaap yang buka setiap hari.
Kincir Angin sendiri dapat difungsikan
banyak hal. Di
Amsterdam sebelah utara, kincir kadang-kadang didekorasi untuk
peristiwa-peristiwa bahagia, seperti pesta pernikahan. Pada saat itu
bilah-bilah kincir ditempatkan pada posisi diagonal, tidak bekerja, dengan
berbagai hiasan di antaranya. Selama Perang Dunia II, sewaktu negeri ini
diduduki tentara Jerman, penduduk setempat menggunakan posisi bilah kincir
untuk memperingatkan orang yang bersembunyi bahwa sebentar lagi para tentara
akan menyerang.
Dari hasil inovasi kincir angin
tersebut terbukti
bahwa turbin angin efektif mengurangi emisi CO2, gas utama penyebab efek rumah
kaca. Turbin angin tunggal dengan daya 750 kW (kilo Watt), mampu menghasilkan
sekitar dua juta kWh (kilo watt hour) daya listrik selama setahun. Setiap
turbin angin biasa akan mencegah emisi sebesar 2 juta kWh x 1,5 pon CO2/kWh =3
juta pon CO2 atau 1,5 ton CO2 pertahun.
Perkembangan
tenaga angin berkembang dengan pesat saat ini, namun demikian masa depan tenaga
ini belum terjamin. Saat ini tenaga angin telah dimanfaatkan oleh sekitar
50 negara di dunia
Oleh
sebab itu patutlah Negara negara Barat maupun timur seperti Indonesia yang
memiliki iklim tropis dengan kekayaan alamnya yang melimpah,tidak ada salahnya
untuk mencontoh inovasi Belanda yang berhasil menjadi pioner megaproyek yang
dicontoh dunia. Salut melihat kreativitas Belanda yang menciptakan ‘Penakluk
Air’ yang mampu melindungi negerinya disaat banjir. Tak heran jika banyak
proyek dunia berkiblat pada Belanda dengan kemajuan teknologinya yang muktahir
seperti Tak
lama di kawasan Baltik, Inggris,
Irlandia, Jerman, Portugal, Prancis, dan Spanyol.,Cina dan Amerika
Serikat.Bahkan Cina kini telah menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar
di dunia.Mampukan Indonesia pada tahun tahun mendatang juga menerapkan inovasi
kincir angin dalam mengatasi banjir di berbagai kota?Semoga saja,